Sungguh indah rencana yang Allah siapkan untuk hamba-Nya.
Gak ada yang nyangka, kalau saya mendapatkan pekerjaan yang baru secepat ini. Kata orang lain sih lebih “menjamin”.
Pada bulan itu juga Bapak resmi pensiun dari dunia kemiliteran.
Dan satu bulan kemudian adik laki-laki saya menuntaskan kuliahnya setelah mengeksekusi Sidang Tugas Akhir.
Memang sudah waktunya bagi Bapak saya untuk “ngademke pikir“. Tinggal ngemong adik perempuan saya yang masih mengenyam Sekolah Dasar.
Yang pasti, semua ini sudah diatur dengan cara-Nya yang kadang gak pernah masuk dalam hitungan manusia.

“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang engkau dustakan” 55:55

+82

Malam hari, hujan belum selesai dengan gerimisnya. Tiba-tiba handphone yang ada di saku baju berdering. Sedikit heran karena ada nomor asing yang muncul. Lebih heran lagi karena country code number yang muncul adalah +82 :)
Ternyata kau menelpon juga, sudah lama tak mendengar suaramu yang agak cempreng hahaha X’D Masih ingat terakhir kalinya kita berjumpa 30 Agustus lalu. Saat itu selepas pulang “nguli” langsung menuju bandara CGK untuk mengantar keberangkatanmu menuju negeri gingseng :D
Apa kabar kawan? Terakhir yang saya lihat, kau berfoto disalju yang putih itu. Aaarrrggghhh kau membuatku semakin termotivasi untuk segera menyusulmu hahaha XD

+82

What Makes a Champion

Saya suka dengan backsound dari iklan ini dan pesan yang disampaikan.
Passion. Skill. Strength. Determination. Hard work.
Semua itu perlu diusahakan, gak ada yang tiba-tiba jatuh dari langit. Lebah saja perlu berkeliling sana-sini untuk menemukan bunga.
*Saya bukan penggemar PacMan maupun YouC1000 kok*

November Hemat Padat Cepat

Gak kerasa saat ini sudah bulan November. Waktu sangat cepat berlalu. Bulan ke-11 dari 12 bulan dalam satu tahun. Bulan ke-267 yang aku jalani sejak aku lahir. Bulan ke-52 sejak aku merantau di Kota Kembang sebagai kuli tinta. Bulan ini menjadi pertaruhan masa depan, karena bulan ini akan menjadi November yang hemat, padat, dan cepat bagiku.

November Hemat. Ya, itulah yang terlintas dalam pikiranku ketika di akhir Oktober lalu. Ada apa dengan kata hemat ini? Bulan ini akan menjadi bulan pertama dalam nasibku sebagai perantau untuk tidak menerima “uang pesangon” dari orang tuaku. Harus pandai-pandai mengkalkulasi pengeluaran di bulan ini, jika tidak maka tinggal tunggu waktu saja untuk bangkrut di akhir bulan nanti. Biaya hidup bulan ini sebenarnya tidak murah, banyak pengeluaran disana-sini. Akan tetapi bagaimana lagi, uang yang seharusnya digunakan untuk biaya hidup bulan ini lebih aku prioritaskan untuk kepentingan yang lain. Sepertinya bulan November ini, aku perlu merogoh “kencleng” uang receh yang tiap hari aku kumpulkan di dalam toples kecilku. Hal ini sudah biasa bagiku, mengumpulkan uang receh dari kembalian ketika membeli sesuatu dan ketika pada saat yang sangat dibutuhkan akan aku gunakan untuk menyambung hidup.  Tapi tak apalah, demi sebuah keinginan yang terdalam sejak aku masuk di kampus ini. Tak perlu pusing memikirkan hal ini sebenarnya, karena nikmat Allah begitu luas. Tak terbayangkan jika aku harus membayar setiap nafas yang aku hirup, air yang aku gunakan untuk membersihkan diri, apalagi koneksi internet unlimited di kampusku tentu dengan akal-akalan yang aku gunakan untuk hal yang satu ini :D. Masih beruntung jika dibandingkan dengan orang yang hidupnya di pinggir jalan, untuk makan dalam sehari harus berusaha sangat keras di bawah panasnya terik matahari.

November Padat. November ini akan menjadi bulan yang sangat padat bagiku. Sudah aku list pekerjaan yang akan aku temui dibulan ini. Mulai dari kuliah pasca UTS yang tersisa 3 mata kuliah di semester ini. Menjadi asisten praktikum di Access Net Lab dengan 2 modul praktikum yang tersisa, tapi tugas besar untuk praktikan sudah harus disiapkan untuk praktikan dan juga asistensi untuk mereka akan makan waktu yang banyak. Belum lagi pelatihan yang diadakan oleh rekan-rekan riset di lab’ku. Dalam 2 minggu sekali akan ada pelatihan, pertengahan bulan ini akan ada pelatihan Code Igniter dan di akhir bulan nanti akan ada pelatihan Opnet Modeler. Amanah untuk menjaga adik-adik “lelaki dalam lingkaran” akan semakin padat agendanya. Dan tentu saja, Tugas Akhir sudah menungguku.

November Cepat. November ini akan menjadi bulan yang cepat bagiku. Yaps, Tugas Akhir yang akan menjadi momok terbesar bagiku. Karena aku harus ngebut karena dikejar dengan garis mati (deadline). Untuk hal yang terakhir ini seharusnya sudah aku “pacari” sejak Juli lalu, tapi baru akan aku sentuh di bulan ini. Molor berapa bulan yak? Kalo kata Bang Haji, “SUNGGUH TERLALU!!!”. Dosen Pembimbingku juga sudah menanyakan nasib TAku. Untung saja beliau selalu memotivasiku. Akan tetapi, tetap saja ada rasa bersalan disini. Tentu saja kepada wanita yang sangat aku cintai. Maafkan aku, Ibu.

Yaps, seberapapun besarnya ujian yang akan kita hadapi nanti, yakinlah bahwa Allah akan tetap selalu menolong kita. Sesuai dengan janji Allah dalam QS Muhammad ayat 7, “Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong agama Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu”. Menegakkan sholat di awal waktu secara berjamaah dan tilawah Al Qur’an merupakan pengaplikasian dari menolong agama Allah. Jangan lupa awali setiap kegiatan kita dengan ucapan basmallah. :)

Diingatkan tentang mati…

Hari itu, sungguh menyenangkan buatnya

Dia bisa berkumpul dengan keluarganya di rumah

Senang rasanya bisa menjejakkan kaki di rumah sendiri

Dan bercanda dengan adiknya yang paling kecil

Hari-hari yang menyenangkan

Tapi entah mengapa dia jatuh sakit

Dokter tak bisa menolongnya

Dia divonis menderita penyakit yang mematikan

Hidup hanya 2 bulan lagi

Kematian ada di depan matanya

Sejak itu dia menemui semua sahabatnya

Dia meminta maaf atas kesalahan yang pernah dibuat

Karena hidupnya tak lama lagi

Karena tak akan berjumpa lagi dengan sahabatnya

Sampai akhirnya waktu habis

Saatnya ajal yang menjemputnya

Tapi dia tak mau

Dia belum siap

Sungguh dia belum siap dengan kematian

Dia masih ingin memiliki waktu di dunia ini

Karena teringat dengan dosa-dosa yang terdahulu

Dia ingin menghapus dosanya dengan hanya mencintai-Nya

Tapi Malaikat Izrail sudah menjemputnya

Cerita diatas hanyalah mimpi. Dia adalah aku. Mimpi yang mengingatkan arti sebuah kehidupan yang sebentar dan dunia yang fana. Ketika nyawa sudah ada di tenggorokan, maka pintu taubat sudah ditutup. Karena hidup tak mengenal siaran tunda.

Kado Terindah

Gak kerasa umurku udah 22 tahun, tepat 28 Agustus kemarin. Gak kerasa sekarang udah jadi mahasiswa tingkat lima di kampus ini. Gak kerasa udah presiden BEM yang kelima di kampus ini dan mungkin nanti akan yang keenam diakhir tahun. Gak kerasa udah 113+40 SKS udah kulewati di D3 dan S1 pindahan ini. Gak kerasa udah 5 Ramadhan di kampus ini. Alhamdulillah Allah masih memberiku nikmat yang sangat melimpah. Terutama nikmat iman yang tiada bandingannya didunia ini.

1 September 2010. Hari yang bersejarah buatku. Pertama kalinya buka puasa bareng anak kelas di panti asuhan deket kampus. Ide yang muncul dari sohibku Fathur dan Budi yang pengen buka puasa bareng dengan anak panti asuhan. Pas ditawarin ke temen-temen dikelas, langsung deh pada oke semua dan banyak yang au ikutan dateng ke panti asuhannya. Walhasil cuma bertiga yang ngurusin semua keperluan mulai dari nyari panti asuhan, ngefixin waktu, nerima duit shadaqah dari temen-temen, pesen makanan, create acara, ngambil pesenan makanan (untung dibantuin Ekhsan yang bisa nyetir mobil), sampe ngumpulin sumbangan sembako dan pakian layak pakai buat panti asuhan. Untungnya pas teknis di hari-H banyak temen-temen yang bantuin buat ngurusin semuanya, padahal sempet dag-dig-dug karena khawatir hujan gara-gara langit udah hitam pekat. Udah pasrah pokoknya, kalo beneran hujan bakal kerepotan kita semuanya. Tapi Allah berkehendak lain, walaaupun mendungnya gak ketulungan tapi cuma gerimis kecil. Jam 4 teng ngambil pesenan makanan di kantin temenku, sampe sana makanan udah siap tapi es buah pesenan belum dibungkusin.

Waduh, diluar perkiraan ini deh pasti molor acaranya. Akhirnya diputusin buat ngangkut makanan yang udah beres pake mobil punya DKM Syamsul ‘Ulum IT Telkom (jazakallah buat pengurus DKM :D ) dan es buah yang dipesen ditungguin ampe selesai dan diangkut pake motor. Dan yang menjadi relawan buat ngangkut adalah aku sendiri & Budi. Ternyata sore-sore jalan menuju panti asuhan macet puol. Mobil tertahan dijalanan. Dengan penuh resiko, motor terpaksa dipake buat ngankut minuman tadi. Wes, intinya motor gak bisa berjalan lancar karena melebihi BAM (Beban Angkut Motor) :D. Semua yang terjadi atas kehendak Allah, alhamdulillah kami semua bisa nyampe panti asuhan dengan selamat walaupun telat, untungnya sebelum adzan maghrib :). Ternyata di panti asuhan Fathur udah dateng duluan bareng sebagian temen-temen yang lain. Agak kaget karena ada temenku yang udah kerja di Jakarta dateng buat ikutan acara ini. Senengnya bisa ketemu lagi dengan sahabat yang udah lama gak ketemu. Berkat Fathur yang udah dateng duluan, acaranya gak molor-molor amat. Kami semua kenalan dengan adik-adik di panti asuhan itu. Merasa sangat bersyukur bisa berbagi dengan mereka. Gak semua yang kita dapatkan juga didapatkan oleh orang lain.

Mungkin inilah kado terindah buat miladku. Unforgettable moment in my life. Terima kasih temen-temen kelasku yang udah ikut nyuksesin acara ini maap gak bisa disebutin satu-satu. Mungkin inilah buka puasa bareng terakhir kita dikampus :)

Jangan malu dengan Al Qur’an

Suatu hari…

Mat, ente lagi ngapain Mat? Kok kayaknya serius bener.” Tanya si Ucup penasaran. “Ah kagak Cup, nih cuma mantengin Al Qur’an” Jawab si Mamat. “Wah, tumben ente Mat.” Sahut si Ucup. Memang kagak biasanya si Mamat baca Qur’an, karena dia komikus sejati. “Surat apa yang ente baca Mat?” Tanya si Ucup. Lama nungguin jawaban dari Mamat, akhirnya si Ucup jadi penasaran. “Eh Mat, ente ditanyain malah kagak jawab. Coba lihat Al Qur’an ente. Loh kok cuma selembar doank, ente robek dari mana tu Qur’an?” Si Ucup langsung ngambil lembaran yang dipegang sama si Mamat tadi. “Busyet dah, ini bukan Al Qur’an Mat. Mentang-mentang ada tulisan arabnya, ente anggep Al Qur’an. Ini tuh petunjuk obat salep kulit. Wah parah ente Mat.” Si Mamat kebingungan mau jawab apa. Sambil agak malu-malu, dia jawab dengan suara pelan, “Maklum Cup, aye belum bisa baca Qur’an. Makanya aye belajar dikit-dikit dari kertas itu. Kirain itu juga dari Al Qur’an Cup.” Si Ucup tersenyum dan bilang, “Hehehe, ente kalau mau belajar baca Qur’an jangan asal-asalan Mat. Tapi aye salut ma ente, walaupun udah gak muda lagi ente masih mau buat kenal sama Al Qur’an. Ya udah, aye ajarin pelan-pelan baca Al Qur’an ntar habis sholat tarawih di masjid. Oke Mat?” “Siap Cup, makasih banyak ya.” Jawab si Mamat dengan senang.

Mungkin cerita tadi bisa terjadi disekitar kita. Banyak orang-orang yang masih belum bisa membaca Al Qur’an, padahal dia mengaku sebagai seorang muslim. Jangan jauh-jauh deh, dikampusku aja yang belum bisa membaca Al Qur’an gak sedikit. Tahunya pas sharing bareng dan duduk melingkar dengan adik-adik angkatan yang jadi mahasiswa baru. Mereka masih ada yang belum bisa baca Al Qur’an sama sekali, tapi ada juga yang udah bisa baca tapi belum lancar alias masih terbata-bata. Ingin rasanya mereka nanti bisa membaca Al Qur’an dengan lancar, paling tidak selama kuliah disini mereka mau belajar dan ketika lulus dari kampus ini mereka sudah bisa lancar membaca Al Qur’an. Alhamdulillah, Allah memberikan kemudahan bagi hambanya yang mau berusaha. Buktinya dikampus ada sahabatku yang punya keinginan yang sama untuk membasmi buta huruf Al Qur’an hingga akhirnya mendirikan lembaga bimbingan  Madrasah Qur’an bagi siapa saja yang mau belajar.

Dari cerita diatas, kita gak perlu malu buat belajar Al Qur’an. Walaupun usia udah gak muda lagi, Al Qur’an wajib kita pelajari. Mempelajari Al Qur’an disini dalam pengertian melaksanakan hak dari Al Qur’an itu sendiri. Weits, emang Al Qur’an punya hak ya? Jangan salam, Al Qur’an memiliki hak dari seorang muslim. Diantaranya adalah membacanya, mentadaburinya, mengamalkannya, menghafalnya, dan mengajarkannya (dakwah). Hal yang paling mudah dan yang pertama yang wajib kita laksanakan dari hak Al Qur’an adalah membacanya. Salah satu sahabatku mengatakan bahwa tilawah (membaca) Al Qur’an itu ibadah yang paling mudah dilakukan. Disebut paling mudah karena kita bisa melaksanakannya kapan saja dan dimana saja asal jangan ditoilet ya. Pahala yang dijanjikan oleh Allah juga melimpah dari tilawah Qur’an. Allah menghitungnya per huruf, bukan perkata atau perkalimat. Bisa dibayangkan sendiri ada berapa huruf yang terdapat di Al Qur’an. Subhanallah :)

Jangan pernah merasa malu untuk belajar membaca Al Qur’an. Jangan sampai menyesal dikemudian hari karena kita tidak bisa membaca Al Qur’an.

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ

“Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya.” [ref]